Biografi Penulis
Posted by Rindra Sulistiyono on Februari 01, 2015 with No comments
Perkenalkan dulu ya,...
Nama Saya Rindra Sulistiyono. Panggil saja saya Rindra atau Rendra atau apalah
yang penting jangan panggil saya “Bunga” saja (hehehe), kali ini, saya ingin bercerita tentang
biografi saya secara garis besar (Biar keliatan Sok keren hehe). Seperti halnya
biografi-biografi pada umumnya,.fase pertama dimulai
ketika saya “datang” ke dunia.
1.1
Foto kedua Orang Tua Saya
Saya merupakan anak
pertama dari Pasangan Bapak Sunawan
dan Bu Boirah (seorang pedagang
klontong dan ayam di pasar Dolopo). Asalkan kalian
tahu, proses “kedatangan” saya ke dunia ini memiliki keunikan tersendiri, dan bisa dibilang istimewa.
Saya berada
di dalam kandungan ibu melebihi durasi standar yang semestinya (lebih dari 9 bulan 10 hari) . Dalam
tradisi Jawa di desa saya, seorang ibu yang usia kandungannya melebihi 9 bulan 10 hari musti
melakukan sebuah ritual. Prosesi ritual “unik” ini dimulai dengan masuknya si Ibu
ke dalam sebuah kurungan ayam ukuran besar. Setelah si Ibu sudah mendekam di
dalam kurungan, Seorang Sesepuh meletup-letupkan pecut kecil ke kurungan ayam tempat si Ibu mendekam
tersebut. Hingga sekarang, saya tidak tahu apa nama ritual “unik” itu dan apa
pula makna filosofis di balik pecut kecil dan kurungan ayam. Tetapi yang pasti,
setelah berjuang keras, Tuhan menghadirkan saya ke dunia tepat pada tanggal 3 Desember 1990 di
Madiun.
Fase
kedua dalam biografi saya, dimulai ketika untuk
pertama kalinya sekitar tahun 1996, saya dimasukkan ke dalam alam raya dunia pendidikan pada tingkat
yang paling awal, yaitu TK Mardisiwi. Saya tidak banyak mengingat kisah-kisah atau peristiwa-peristiwa
ajaib semasa TK. Yang tersisa dalam memori saya pada waktu itu adalah bahwa
gedung TK tempat saya belajar gandeng dan satu atap dengan rumah saya. Sehingga
jika memasuki jam istirahat, saya dengan seenaknya bisa melenggang bebas ke
rumah untuk sarapan. Sementara itu, kelemahan rumah saya yang gandeng dengan
gedung TK adalah jika secara kebetulan saya tidak masuk sekolah, saya tidak
berani keluar rumah dan terus-terusan mengisolasi diri di kamar karena tiga
perasaan ini: perasaan malu-perasaan takut-perasaan gengsi.
1.2 Foto
Waktu TK
Fase
ketiga dalam biografi saya, berlanjut pada masa
ketika saya dengan begitu bangganya mengenakan seragam putih merah. Dalam
hierarki pendidikan nasional Indonesia, seragam putih merah dikenal sebagai
seragam Sekolah Dasar alias SD yang
saya kenakan pertama kali di SDN
Bangunsari 1 Dolopo Madiun pada tahun 1997. Saya sangat beruntung,
karena bisa menjalani masa SD saya di era yang banyak orang menyebutnya sebagai
era masa kecil yang paling gilang gemilang, yaitu tahun 90-an. Ya, di tahun 90-an,
kami para anak kecil belum tersentuh peradaban gadget. Jadi, kami menjalani
kehidupan masa kecil yang sewajarnya. Seperti halnya anak-anak kecil di tahun 90-an,
aktivitas saya di masa SD adalah nonton “kartun maraton” di
hari Minggu, bermain layang-layang, dan segala macam hiburan tahun 90-an lainnya. Pada masa SD pula, mulai
muncul nama panggilan tak resmi yang bahkan hingga sekarang melekat pada diri
saya, yaitu Nyack. Kalau boleh diceritakan secara panjang lebar, nama panggilan
Nyack bermula ketika di awal tahun 2000-an lahir serial TV yang berjudul Tarzan
Betawi. Adegan pembuka serial Tarzan Betawi sangatlah khas. Mula-mula, muncul
sosok pria rimba raya maskulin dengan rambut panjang awut-awutan, wajah kotor,
serta memakai pakaian dari dedaunan. Melihat dari tampilan fisiknya inilah,
pria ini terlihat begitu tangguh karena dibentuk secara kasar oleh alam. Pria
itu dikenal dengan nama Tarzan. Sosok Tarzan digambarkan sedang bergelantungan
di tali, seraya berteriak dengan keras menyebut nama ibunya dalam bahasa
Betawi, yaitu nyaaaaaak. Nah, bintang utama yang berperan dalam serial ini
adalah seorang pelawak bernama Mandra. Empat huruf terakhir dari nama Mandra
adalah “ndra”, yang kebetulan sama dengan nama panggilan resmi saya ketika di
rumah dan di sekolah, yaitu “ndra”, sehingga teman-teman mengidentikkan saya dengan Mandra. Dan ciri
khas Mandra di serial Tarzan Betawi adalah adegan pembuka ketika berteriak
nyaaaaaak, sehingga secara tidak resmi, nama panggilan “Nyack” resmi saya sandang untuk jangka
waktu yang tidak jelas, entah sampai kapan.
1.3 Foto Waktu SD Kelas 1
1.4 Foto Waktu SD Kelas 5
Fase
keempat dalan biografi saya, dimulai ketika saya
masuk ke jenjang pendidikan SMP.
Setelah Lulus dari SD, saya pun masuk ke
SMP N 1 Dolopo (Yang katanya sih Favorit). Meski di Papan pengumunan sempat di
PHP-in (saat itu dipapan pengumuman nama
saya tercantum sebagai pendaftar pada kategori cadangan tidak ada keterangan
lolos ataupun tidak lolos seperti layaknya pendaftar yang lain) (Sampai saat ini, saya tidak tahu apa
maksudnnya ) tetapi akhirnya saya berhasil masuk dan mengenyam pendidikan
di sana. Tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan pada
masa ini. Saya menjadi pribadi yang
pendiam, dan tidak begitu menonjol di kelas. Kesenjangan antara siswa dari keluarga kaya dan miskin sangat saya
rasakan. Solidaritas antar kelompok siswa yang ikut dalam suatu komunitas
pencak silat pun begitu dominan dan cenderung membully. Tak jarang juga saya
juga jadi bahan Bully-an. Jangankan siswa guru-guru pun juga pernah menjadi
bahan bullyan. Saya merasa minder karena tak ada sosok yang bisa benar-benar bisa
memahami dan memberi perlindudngan saat itu. Saya pun memilih diam Dan ketika pulang sekolah pun, saya terbiasa
menunggu sampai situasi sekolah kosong melompong, hingga saya kemudian
melenggang pulang ke rumah dengan perasaan damai. Semasa SMP, saya lebih banyak berteman
dengan sepakbola, baik di lapangan asli, TV, atau di Play Station.
1.5 Foto
Waktu SMP
Fase
kelima dalam biografi saya, berlanjut pada fase
ketika saya memasuki masa puncak seorang ABG, yaitu jenjang pendidikan SMA. Dengan Nilai Nim saya yang saat itu terbilang
Cukup Baik (27, sekian) saya dengan mudah masuk ke SMA Negeri 1 Geger yang saat itu
menjadi SMA yang paling diminati oleh siswa-siswi di Kabupaten Madiun. Semasa SMA, saya mulai keluar dari tembok yang mengisolasi saya
menjadi pribadi pendiam, dan mulai dikenal banyak orang melalui ekskul yang
saya ikuti kala itu, Pecinta Alam dan Sepakbola. Sepakbola? Ya, saya masih
berteman dengan sepakbola kala itu, karena saya masih memiliki cita-cita
terpendam untuk lolos seleksi tim lokal setingkat kabupaten (meskipun pada akhirnya saya gagal, dan sejak saat itulah,
saya mulai mengurangi intensitas pertemanan dengan sepakbola).
1.6 Foto Waktu masih Semngat ikut Sepak Bola
Masa dikelas satu pun
usai, saya kemudian masuk dalam daftar kelas 2 IPS 1 (Katannnya Sih Unggulan) Di sini saya mengenal banyak teman dan
hampir semua cerita yang indah2 waktu SMA
dimulai dari kelas ini. Mulai dari ikut Organisasi-organisasi sekolah
dan juga bebagai tingkah konyol banyak saya lakukan dikelas ini
1.7 Foto
Cosplay Pejuang Waktu ikut memeriahkan HUT RI
1.8 Adegan
Rekayasa Hari Ulang Tahun salah seorang Teman
1.8 Foto Menapakan
kaki untuk pertama kali di puncak Gunung
lawu
Organisasi Pecinta Alam
SMA PPA
Gepalassa Pareanom mengajarkan saya banyak hal mulai dari yang bersifat
teknis dan teori , ilmu THAB ( Tehnik Hidup Alam Bebeas), Tehnik Refling,
dll. Hingga medidik dan membekali kami dengan semangat kebersamaan, kepedulian dan juga kesederhanaan. Hampir disetiap
bulannya kami ikut kegiatan Lintas Alam dengan berbagai kategori dan dibawah
ini salah satu prestasi kami ketika mendapatkan tropi juara sebagai peserta
tercepat putra dan Putri di Muhipo Ponorogo
1.9 Foto kami
ketika mendapatkan tropi juara di Muhipo Ponorogo
Masa SMA ini meninggalkan banyak hal
berkesan bagi saya. Pertama, di masa inilah, saya kenal dengan seorang teman sekelas yang
pada akhirnya menjadi seorang yang
spesial bagi saya hingga sekarang. Kedua, di masa
inilah, saya berkenalan dengan Corel Draw, aplikasi pengolah grafis yang kelak
akan berpengaruh besar pada perjalanan karier saya. Ketiga, pada masa inilah,
saya bersama sahabat-sahabat saya, mendirikan sebuah percetakan dalam skala
paling sederhana, yang kami beri nama dbunglon. Ya, dbunglon menjadi tonggak
awal karier saya dalam berwirausaha. Berawal hanya dari melayani pesanan kaos
kelas, pin, dan stiker, lambat laun, dbunglon menjadi brand yang kian terkenal,
setidaknya dalam lingkup SMA saya.
2.1 Foto Siluet
dbunglon Team
2.2 Foto
Natural Winda Rahayu Ningsih (17th)
Selepas mengalami masa-masa SMA yang
mengesankan, saya melanjutkan studi di jurusan Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada fase keenam dalam biografi saya inilah,
eksistensi saya diakui banyak orang. Orang-orang di lingkungan kampus mulai
mengenal saya sebagai seorang desainer. Ya, sejak masa SMA hingga masuk ke
dunia kuliah, saya belajar Corel Draw secara otodidak, dan lambat laun, kualitas desain saya mengalami
peningkatan (setidaknya menurut penilaian
teman-teman saya). Banyak orang yang menyatakan bahwa studi di perguruan
tinggi merupakan kesempatan yang berharga bagi seseorang untuk mengembangkan
diri. Ya, saya setuju dengan pernyataan itu, dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan perkuliahan saya. Saya mulai sering membaca buku untuk menambah
wawasan, mengikuti seminar, aktif dalam
berbagai organisasi kemahasiswaan seperti HIMAPRODI dan UKM Kempo, mengerjakan
berbagai macam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), serta berwirausaha (saya
dan tim pernah sukses memperkenalkan brand keripik tahu yang kami beri nama
Tahunesia).
2.3 Foto
Saya dan Teman Soiologi Antropologi UNS (Awal Masuk)
2.4 Foto
Saya dan Teman Soiologi Antropologi UNS Semester 2
2.5 Foto
Saya dan Team Jarkominfo Himadiksan FKIP UNS
2.6 Foto
Saya dan Shorinji Kempo Dojo UNS
2.6 Foto
Saya dan Teman-teman PPL SMA Islam 1 Surakarta
Nah, kita memang harus memanfaatkan masa
perkuliahan untuk banyak belajar, berkarya, dan berkontribusi bagi orang lain.
Itu harus kita lakukan. Selain dimintai bantuan untuk mendesain sesuatu, mulai
dari kaos, media promosi, dan bahkan cover buku, saya juga mulai mengikuti
berbagai lomba desain di berbagai tempat, salah satunya di Kementerian Desain
Republik Indonesia (KDRI). Saya berulang kali mengirimkan hasil desain saya ke
KDRI, hingga dalam suatu kesempatan, saya pernah menjadi pemenang lomba desain
avatar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden RI kelima.
Oh ya, hampir saja lupa. Bagaimana nasib
dbunglon? Hahaha. Saya tidak melupakan dbunglon, meskipun pada saat itu saya
musti PP setiap minggunya, dari Surakarta ke Madiun untuk mengerjakan order
yang membludak. Ya, berkat tangan dingin Andris, partner saya, dbunglon semakin
eksis dan sering kebanjiran order (setidaknya dalam lingkup Madiun Selatan). Di
akhir masa-masa studi di UNS, saya dan Andris bahkan sudah bisa membuat kantor
di depan rumah, yang meskipun sangat sederhana, bisa kami manfaatkan sebagai
basecamp. Namun, keberuntungan tidak memihak kepada saya dan Andris. Karena
adanya perbedaan visi, saya dan Andris sepakat untuk berpisah, setelah
sebelumnya melakukan serangkaian pembicaraan dari hati ke hati.
2.7 Motto
kami dan awal mula berdirinya dbunglon
Hahaha, oke, kalian tiba pada fase ketujuh biografi saya, yaitu masa
sekarang. Setelah sebelumnya berjuang keras untuk mendapatkan gelar sarjana,
akhirnya saya berhasil diwisuda. Sejak saat itulah, petualangan saya dalam
hidup di masyarakat segera dimulai. Saya memang tidak ingin berleha-leha dan
berpangku tangan begitu saja selepas lulus kuliah. Sebagai seorang Fresh
Gtaduate, saya mencoba peruntungan di dunia kerja. Alhamdulillah, perjuangan
saya membuahkan hasil. Saya resmi diterima bekerja seorang designer grafis & admind web di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang porcelain
ceramic.
2.8 Detik-detik
kelulusan seminar Hasil Skripsi
2.9 Akhirnya
Wisuda teman teman
3.1 Foto di tempat Kerja
Pulang bekerja sore hari, saya kembali
membuka laptop, dan melanjutkan rutinitas saya seperti biasanya, yaitu menjadi
seorang desainer lepas (terutama untuk pembuatan Sketsa Wajah Digital dan
Kartun Chibi). Dan di sela-sela waktu kosong ketika sedang tidak bekerja atau
mendesain, kalian bisa temui di warung kopi, nongkrong dan bercengkrana dengan
sahabat-sahabat SMA.
Cerita tentang kehidupan saya akan tersambung dalam postingan-postingan kecil berikutnya
terimakasih sudah menyimak :)
terimakasih sudah menyimak :)
S.E.K.I.A.N
0 comments:
Posting Komentar