Dasar Pengganggu

Posted by Rindra Sulistiyono on Februari 18, 2013
Dalam mimpiku angin terasa mengahangatkan. Di sana warna langit mengikuti suasana hati manusia. Pun waktu bisa dipercepat maupun diperlambat. Manusia bisa bebas berjalan pada tumpukan cerita yang pernah dilaluinya. Mereka juga dibiarkan berlarian menggapai  asa  pada cerita yang sebelumnya tak pernah ada. Benar,  dalam mimpi orang juga bisa bermimpi. Karena mimpi adalah tentang pembebasan.
Sekarang Kehidupan makin realistis. Tendensi seseorang mengukur apupun selalu dari aspek fisik dan materi. Mereka lupa  bahwa yang nyata2 sebenarnya digerakan oleh seseuatu yang tak nyata. Orang-orang makin lupa. Ini yang namnnya  kehidupan? apa ini salah? Salah siapa?.  Tak semuannya salah tapi tak semua anggapan itu juga dibenarkan. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Jangan juga terlalu cepat memvonis seseorang. Bangsa ini sudah terlalu rapuh oleh banyak orang yang suka menyalahkan.  Mareka itu biasanya yang ngomongnya keras-keras, dan ngeyel pada pembenaran diirinya. Mereka yang suka menyalahkan itu, yang biasanya ngomongnya selalu tentang kerealistisan. Itu biasanya. "ya ngga begitu, harusnya itu begini, yang realistis aja lah bro", begitu kalimat2 khas yang biasa keluar dari mulutnya.  Ahh kita tinggalkan saja orang kolot itu, mau bagaimanapun argumentasinya, pasti nanti ujung2nya di eyel juga. hehehe.
Sebenarnya ada  yang esensi  dari sesuatu yang nonfisik. Contoh sederhana adalah cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang itu  sama2 tak terlihat oleh mata telanjang tetapi keduanya memiliki kekuatan hebat untuk menggerakan  fisik manusia. Dengan ciinta jari bisa bergerak menulis sebuah puisi tentang seorang kekasih. Dengan cinta bibir bisa berbunyi mengeluarkan nyanyian2 romantis.  dengan cinta seorang yang dewasa dapat kembali bertingkah seperti layaknya anak kecil yang kasmaran. Jangan remeh terhadap cinta.
Hal  ini mengingatkanku pada perbincangan dengan salah seorang teman. Dia itu badannya tegap besar. Rambutnya lurus dan berbadan gelap. Kemampuannya bercakap dengan seseorang  bissa dikatakan jempolan. Dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh kebnyakan orang. Dia itu lebih. Tapi sayang ia terlampau larut pada zaman kpital modernitas. Ia yang berkelebihan selalu berkata kurang. Ia yang berkemampuan selalu melebih-lebihkan kekuranganya. Keseharianya selalu tidak luput dari kebiasaan  mengejek fisiknya sendiri. "Yang ngganteng akan selalu dapat yang cantik", "Yang kaya akan selalu dapat yang menarik", "Pun yang jelek akan selalu terkungkung  dalam kejelekan". Dia bilang bahwa satu satunya cara memutus tali kejelekan itu adalah dengan cara oprasi plastik. #eh. Operasi plastik itu butuh biaya. biaya itu uang. jadi semuannya kembali diukur dari uang yang merupakan aspek fisik. Begitu pula tentang cinta. Cinta kini mulai berganti makna dan ukuran. Ngomong cinta kini tidak lagi tentang perasaan. Cinta sekarang adalah harta benda, cinta sekarang sudah sembuh dari kebutaan. karena cinta skrang punya kacamata ekonomi. Seburuk apapun atitude seseorang kalau ia punya uang pasti banyak yang menyukainya. Beruntung sekali orang yang punya uang itu. Tapi bagaimana dengan si miskin. Bagaimana dengan nasib manusia2 jelek dan juga kere itu. apakah selamanya mereka akan hidup dalam kekerean. Sungguh berat dan ngga asik sekali pastinya  hidup didunia itu berperan sebagai si kere. Kasian.
Pernah aku jengkel dan marah pada kebiasaan cemooh seorang teman. Saat itu di  salah satu warung makan ayam goreng. Ada seorang mas2 berbadan  gelap dan cungkring datang untuk makan bersama seorang mbak2 yang menurut beberapa teman termasuk dalam kategori cantik (menengah). "Masnya pasti pake pelet "kata teman1."Mba'nya pasti punya hutang banyak pada keluarga si mas"kata teman2. "ahh mbaknya itu mungkin menderita glukoma (semacam penyakit penyempitan jarak pandang)" Kenapa sih harus begitu. Saya selalu jengkel pada argumentasi seperti itu. Mbok jangan mendeskreditkan yang jelek.  Lagian yang berhak mengadili itu cuman Tuhan. Dan Tuhan itu Sudah Maha adil . Jangan sirik. Karena Ngga semua cinta itu bisa direalistiskan .Ngga selamanya yang jelek itu bernasib jelek. ngga semua yang kaya itu akan jatuh cinta pada yang kaya juga. karena yang tak mungkin itu biasanya sangat mungkin terjadi. Pun dalam kehidupan orang jelek macam aku ini. Karena ini  mimpiku sendri. Tuhan tau tidak setiap kengininan manusia mudah dicapai, oleh karenanya mimpi Ia Ciptakan. Ah Sudalah Teman,jangan nggangu orang jelek yang sedang bermimpi. Pergilah tidur dan berbincanglah dengan mimpimu sendiri.

Categories: ,